TAPANULI SELATAN,– Ratusan warga masyarakat dari beberapa desa paksa mundur dan hentikan aktivitas alat berat yang diduga milik PT Toba Pulp Lestari di desa Silinggom Linggom, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) pada Senin (15/4/2024).
Dari amatan awak media, konflik lahan antar warga dengan PT TPL sepertinya makin memanas. Warga mengusir sejumlah alat berat bersama sejumlah orang yang mengaku suruhan dari perusahaan terbesar di bidang perkebunan ekaliptus itu hingga nyaris bentrok.
Menurut penuturan seorang warga yang mengaku memiliki lahan kebun di lokasi tersebut, selain merasa geram, keberadaan ratusan warga dalam rangka menghalau alat berat agar tidak memasuki lahan mereka.
“Kami sudah sepakat mengusir alat berat milik TPL supaya pergi meninggalkan lahan milik warga. Jangan perusahaan semena-mena asal serobot saja kebun yang sudah ditanami puluhan tahun ini,” kata warga.
Warga hadang dan hentikan aktivitas alat berat milik PT TPL di desa Silinggom Linggom, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Istimewa)
Sulton Harahap, salah seorang aktivis yang melihat secara langsung aksi pengusiran alat berat yang nyaris ricuh itu mengatakan, warga menilai TPL telah melakukan penyerobotan lahan sehingga terjadi perlawanan dari masyarakat pemilik lahan.
“Warga meminta operator alat berat dan pekerja utusan TPL untuk menghentikan kegiatan lalu meninggalkan lahan mereka yang diklaim masuk dalam rancangan kerja tahunan (RKT) PT TPL,” ungkap Sulton.
Kata dia, masyarakat sudah membulatkan tekad untuk terus menghadang alat berat milik TPL agar tidak beroperasi lagi di area tersebut. Aksi pengusiran itu turut dihadiri sejumlah elemen yang tergabung dalam Aliansi Tabagsel Bersatu.
"Pada intinya, warga menolak keberadaan alat berat dan adanya aktivitas di lahan kebun mereka. Sangat dikhawatirkan bila hal ini terulang lagi akan menimbulkan anarkis nantinya,” tutup Sulton.
Pantauan di lapangan, aksi pengusiran ini ditengahi aparat penegak hukum yakni dari Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat. Warga bersikeras dan ngotot agar aktivitas alat berat diduga milik TPL segera dihentikan pekerjaan.
Dengan sorakan serentak dari warga, satu per satu petugas operator alat berat serta puluhan karyawan PT TPL yang didatangi warga pun terpaksa meninggalkan lokasi. Masyarakat tampak siaga menjaga lahan kebun yang ditanami sawit dan pohon karet mereka.(dds)